Analisis Intensitas Kebisingan Dengan Gangguan Pendengaran Marshaller di Bandar Udara Ahmad Yani Semarang
Keywords:
kebisingan, marshaller, gangguan pendengaran, mixmethodeAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis intensitas gangguan dan dampaknya terhadap gangguan pendengaran pada marshaller di Bandar Udara Ahmad Yani Semarang serta menelaah persepsi mereka terhadap efektivitas langkah pengendalian gangguan yang diterapkan. Penelitian menggunakan pendekatan mix method dengan metode kuantitatif berupa pengukuran gangguan menggunakan Sound Level Meter (SLM) dan metode kualitatif melalui observasi langsung dan
wawancara semi-terstruktur terhadap marshaller.Hasil pengukuran menunjukkan bahwa intensitas gangguan rata-rata di area kerja marshaller mencapai 114 dB, melebihi ambang batas yang ditetapkan oleh WHO dan Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018. Observasi menampilkan perilaku kerja yang tidak selalu konsisten dalam penggunaan alat pelindung diri (APD), serta adanya gejala subjektif seperti tinitus, telinga terasa penuh, dan penurunan daya dengar. Wawancara mendalam mengungkapkan bahwa marshaller menyadari tingginya tingkat gangguan dan dampaknya, namun merasa pengendalian gangguan yang belum optimal, terutama dalam hal kenyamanan APD dan efektivitas komunikasi di lapangan.Triangulasi data antara hasil pengukuran, observasi, dan wawancara menunjukkan konsistensi dan memperkuat keabsahan data. Diperoleh kesimpulan bahwa marshaller berada pada risiko tinggi mengalami gangguan pendengaran akibat paparan gangguan yang tinggi, dan perlunya strategi pengendalian gangguan yang lebih komprehensif dan partisipatif, termasuk pelatihan, penyediaan APD yang lebih ergonomis, dan manajemen komunikasi kerja yang efektif




