Kajian Potensi Interaksi Obat pada Pasien dengan Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis Reguler di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie
Keywords:
penyakit ginjal kronik, hemodialisis, interaksiAbstract
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) merupakan kondisi penurunan fungsi ginjal secara progresif, yang menyebabkan perlunya terapi hemodialisis. Pasien yang menjalani hemodialisis rutin umumnya memiliki penyakit penyerta sehingga memerlukan terapi kombinasi obat untuk mengendalikan gejala dan memperlambat progresi penyakit. Namun, penggunaan beberapa jenis obat dapat meningkatkan risiko interaksi obat yang berdampak pada penurunan efektivitas terapi dan potensi efek samping. Tujuan penelitian adalah mengetahui potensi terjadinya interaksi obat pada pasien PGK yang menjalani hemodialisis reguler di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda. Metodologi penelitian ini bersifat observasional deskriptif dengan desain retrospektif berdasarkan rekam medis pasien PGK yang menjalani hemodialisis reguler di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie periode Januari–Desember 2023. Sampel ditentukan dengan purposive sampling, berjumlah 49 pasien. Analisis dilakukan secara deskriptif dengan menggambarkan karakteristik pasien, profil pengobatan, dan potensi interaksi obat pada pasien PGK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien PGK yang menjalani hemodialisis reguler didominasi oleh laki-laki (55,10%) dengan kelompok usia terbanyak 46–55 tahun (28,57%). Sebagian besar memiliki tiga atau lebih penyakit penyerta (55,10%), dengan hipertensi (30,34%). Penggunaan obat yang umum digunakan adalah asam folat (16,12%) dan kalsium karbonat (15,02%). Sebanyak 118 potensi interaksi obat ditemukan, potensi interaksi yang umum ditemukan terjadi berdasarkan tingkat keparahan adalah moderate (91,53%) dengan mekanisme farmakodinamik (77,12%). Potensi interaksi yang paling banyak ditemukan adalah kalsium karbonat
dan amlodipin sebanyak 32 kejadian. Kesimpulan penelitian adalah perlunya pemantauan interaksi obat dalam terapi pasien PGK yang menjalani hemodialisis reguler guna meningkatkan keamanan dan efektifitas pengobatan