Pemetaan Beban Penyakit Tidak Menular di Provinsi Bali Tahun 2024: Menuju Inovasi Kesehatan Era Science 5.0
Keywords:
penyakit tidak menular, pemetaan beban penyakit, inovasi kesehatan, science 5.0, provinsi baliAbstract
Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti hipertensi dan obesitas merupakan penyebab utama morbiditas di Indonesia, termasuk di Provinsi Bali. Peningkatan prevalensi PTM menjadi tantangan utama dalam sistem kesehatan, terutama di era science 5.0 yang menuntut pendekatan berbasis data. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan beban PTM di Provinsi Bali untuk mengidentifikasi penyakit dominan di setiap kabupaten/kota. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif dengan data sekunder yang bersumber dari Aplikasi Sehat Indonesiaku (ASIK), sebuah inovasi nasional dalam sistem surveilans kesehatan yang mengintegrasikan data secara digital. Data yang dianalisis merupakan hasil surveilans PTM tahun 2024 pada 234.094 responden dari kelompok usia balita hingga lansia di sembilan kabupaten/kota di Provinsi Bali. Hasil menunjukkan bahwa hipertensi merupakan penyakit dengan beban tertinggi di 8 dari 9 kabupaten/kota, misalnya kabupaten Klungkung tercatat 34.809 kasus (63,98% dari responden terdiagnosis), sedangkan di Kabupaten Jembrana, obesitas menjadi yang tertinggi dengan 4.804 kasus
(39,26%). Temuan ini menggarisbawahi pentingnya pemanfaatan platform digitalseperti ASIK dalam mendukung inovasi kebijakan dan intervensi kesehatan yang spesifik untuk wilayah tertentu. Hasil ini menunjukkan bahwa masing-masing kabupaten/kota memiliki beban kesehatan yang berbeda, sehingga memerlukan intervensi spesifik berbasis data. Pemetaan ini menjadi langkah awal dalam mendukung inovasi kesehatan digital dan kolaborasi lintas sektor yang adaptif. Pemanfaatan data surveilans yang akurat, seperti dari aplikasi ASIK, dapat mendorong pengembangan sistem pemantauan PTM dan strategi deteksi dini yang
lebih efektif. Secara keseluruhan, pemetaan beban PTM berbasis data di Provinsi Bali pada tahun 2024 memberikan landasan kuat bagi pengembangan inovasi kebijakan kesehatan yang sesuai kebutuhan lokal dan sejalan dengan prinsip science 5.0